Kamis, 26 Mei 2016

LAPORAN RESMI PRAKTEK SERAT TEKSTIL IDENTIFIKASI JENIS SERAT PADA BAHAN TEKSTIL (KAIN)

LAPORAN RESMI PRAKTEK SERAT TEKSTIL
IDENTIFIKASI JENIS SERAT PADA BAHAN TEKSTIL (KAIN)



1. TUJUAN PRAKTEK

  • Mahasiswa dapat menentukan golongan serat yang menyusun benang pada kain uji melalui uji pembakaran.
  • Mahasiswa dapat menentukan/memperkirakan serat yang menyusun benang pada kain uji melalui uji mikroskopik.
  • Mahasiswa dapat mengetahui sifat kimia suatu jenis serat melalui uji kelarutan.
  • Mahasiswa dapat menentukan suatu jenis serat yang menyusun kain uji melalui uji pembakaran, uji mikroskopik dan uji kelarutan.
 
 2. DASAR TEORI

Uji pembakaran

Golongan serat dapat diperkirakan secara umum dengan cara uji pembakaran dan tidak dapat dipertanggung jawabkan untuk campuran serat. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan uji pembakaran serat hanyalah nyala api. Nyala api yang baik adalah nyala api yang diperoleh dari Bunsen yang menggunakan bahan bakar gas. Sedangkan korek api merupakan sumber yang tidak baik,  karena korek api mengeluarkan bau yang keras dan akan mengganggu bahan yang akan diperiksa.
Serat yang akan diperiksa dibuat kira-kira sebesar benang Ne1 10 dengan panjang 4-5cm dan diberi putiran. Contoh serat di dekatkan pada api dari samping perlahan-lahan. Diamati apakah bahan waktu dekat api meleleh, menggulung atau terbakar mendadak.
Pada saat serat menyala, perhatikan dimana terjadi nyala api.  Bila nyala api sudah padam, maka segera dicatat bau dari gas yang dikeluarkan oleh serat yang terbakartersebut. Dan perlu dicatat juga apakah serat mengeluarkan asap atau tidak, bentuk, warna dan kekerasan dari abu sisa pembakaran.Serat gelas Serat asbes


Uji coba mikroskopik

Cara ini digunakan untuk memeriksa morfologi serat. Pemeriksaan morfologi serat memerlukan suatu mikroskop. Dengan mikroskop kita dapat memeriksa serat,  dimana terdapat campuran serat yang berbeda jenisnya atau tidak. Oleh karena itu,  pemeriksaan dengan mikroskop adalah cara yang paling  penting dan banyak digunakan untuk identifikasi serat.
Morfologi serat yang  penting dalam pengamatan dengan mikroskop adalah bentuk penampang membujur dan melintangnya, dimensinya, ada tidaknya lumen serta struktur bagian dalam dan permukaan serat.

Uji Kelarutan

Identifikasi serat dengan cara pelarutan dilaksanakan berdasarkan prinsip bahwa tiap – tiap serat akan larut dalam pelarut tertentu.
Dengan melarutkan serat pada pelarut – pelarut tertentu dapat ditentukan jenis seratnya. Kelarutan serat dapat diamati secara visual atau diamati dibawah mikroskop. Serat – serat yang mudah larut akan segera larut bila dimasukkan dalam pelarut. Sedang serat yang sukar larut memerlukan ±15 menit. Pelarut – pelarut yang umum dipergunakan antara lain :
  • Asam sulfat 70%
  • Asam khlorida pekat
  • Kalium hidroksida 5%
  • Kupro ammonium hidroksida
  • Lartan natrium hipokhlorit (3,3% hlor aktif)
  • Aseton 100%
  • Natrium hidroksida 15%
  • Asam khlorida 1 : 1
  • Fenol 90%

Kapas

Serat kapas merupakan serat alam yang banyak dipakai dalam pembuatan pakaian. Karena sifatnya yang nyaman dipakai maka serat kapas menjadi komoditi yang bernilai ekonomis untuk industri pertekstilan. Artikel ini akan memberikan kita pengetahuan tentang seluk beluk kapas.
Pertumbuhan Serat
Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji kapas. Dalam tiap-tiap buah terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai tumbuh pada saat tanaman berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari epidermis atau selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum dan kemudian sel yang berbentuk silinder tersebut tumbuh yang mencapai panjang maksimum. Pada saat itu serat merupakan sel yang sangat panjang dengan dinding tipis yang menutup protoplesma dan inti. Pada saat yang sama dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat yang sangat pendek dan kasar yang disebut linter. Lima belas sampai delapan belas hari berikutnya mulai masa pendewasaan serat, dimana dinding sel makin tebal dengan terbentuknya lapisan-lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang asli.
Dinding yang asli disebut dinding primer dan dinding yang menebal pada waktu pendewasaan disebut dinding sekunder. Pertumbuhan dinding sekunder tersebut berlangsung terus sampai hari ke 45 sampai hari ke 75 atau satu dua hari sebelum buah terbuka. Pada waktu serat dewasa, agar sel serat tetap bertahan dalam lapisan epidermis. Serat selama pertumbuhan berbentuk silinder dan diameternya kurang lebih sama di bagian tengah serat, agak membesar dibagian dasar dan mengecil kearah ujungnya. Ketika buah kapas terbuka uap air yang ada di dalam menguap, sehingga serat tidak berbentuk silinder lagi. Dalam proses pengeringan ini dinding serat mengerut, lumennya menjadi lebih kecil dan lebih pipih dan terbentuk puntiran pada serat yang disebut konvolusi. Arah puntiran baik arah S maupun arah Z dapat terjadi dalam satu serat. Jumlah putiran berkisan antara 50 sampai 100 per inci bergantung pada jenis, kondisi pertumbuhan dan pengeringan.
Morfologi
Memanjang : Bentuk memanjang serat kapas, pipih seperti pita yang terpuntir, ke arah panjang. Melintang : Bentuk penumpang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal.

Kedewasaan Serat
Kedewasaan serat kapas dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Sel makin dewasa, dinding sel makin tebal. Untuk menyatakan kedewasaan serat dapat dipergunakan perbandingan antara tebal dinding dengan diameter serat. Serat dianggap dewasa apabila tebal dinding lebih besar dari lumenya.
Pada satu biji kapas terdapat banyak sekali serat, yang saat tumbuhnya tidak bersamaan sehingga menghasilkan tebal dinding yang tidak sama. Seperlima dari jumlah serat kapas normal adalah serat serat yang belum dewasa. Serat-serat yang belum dewasa adalah yang pertumbuhannya terhenti karena sesuatu sebab, misalnya kondisi pertumbuhan yang jelek, letak buah pada tanaman kapas, dimana buah yang paling atas tumbuh paling akhir, kerusakan karena serangga dan udara dingin, buah yang tidak dapat membuka dan lain-lain. Serat yang belum dewasa kekuatannya rendah apabila jumlahnya terlalu banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan jumlah limbah yang besar.
Kapas yang belum dewasa dalam jumlah besar, dalam pengolahan juga akan menimbulkan terjadinya nep, yaitu sejumlah serat kapas yang kuat menjadi satu membentuk bulatan-bulatan kecil yang tidak dapat diuraikan lagi dalam proses pengolahan berikutnya. Adanya nep menghasilkan benang yang tidak rata dan terjadinya bintik-bintik berwarna muda pada bahan yang telah dicelup.
Kegunaan Serat
Kapas baik sekali untuk bahan pakaian, kain putih, tekstil rumah tanga, sapu tangan, popok, penyaring, untuk keperluan kesehatan dan pencampuran dengan serat sintetik dan wol.

Polyester
Bahan baku polyester berasal dari etilena glikol dan asam tereftalat yang dibuat dari hasil penguraian minyak tanah. Polyester memiliki keelastisan yang baik, sehingga kain – kain polyester than kusut. Dalam kondisi standard moisture regain polyester hanya 0,4%. Berat jenis polyester 1,38.
Polyester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih, dan tahan asam kuat dan dingin. Polyester tahan basa lemah tapi kurang tahan basa kuat. Polyester tahan zat oksidator, alcohol, keton, sabun dan zat – zat untuk pencucian kering. Polyester larut dalam m-cresol panas dan asam trifluoroasetat. Polyester tahan serangga, jamur dan bakteri. Ketahanan terhadap sinar matahari cukup baik.
Poliester banyak digunakan untuk bahan pakaian, kain tirai dan dasi. Polyester banyak digunakan pula untuk tekstil industry. Kain polyester juga banyak digunakan dalam mesin pencucian dan penyetrikaan secar industry. Polyester digunakan pula sebagai pipa pemadam kebakaran, tali – temali, jala, kain layar dan terpal.

3. BAHAN DAN ALAT PRAKTEK

BAHAN 
1    Mikroskop
2    Kaca object   
3    Kaca penutup    
4    Tabung reaksi     
5    Pengaduk 
6    Jarum      
7    Penjepit      
8    Bursen, dll
ALAT      
1    Lak      
2    Benang      
3    Kain yang di uji      
4    Gabus       
5    Larutan uji      


4. CARA KERJA

UJI PEMBAKARAN
  1. Siapkan serat dan peralatan yang akan digunakan dalam pengujian.
  2. Ambil serat secukupnya, berikan gintiran atau puntiran pada serat sehingga bentuknya menyerupai benang.
  3. Guntiran serat didekatkan pada nyala api yang berasal dari Bunsen secara perlahan - lahan.
  4. Amati proses pembakaran pada serat dan catat mengenai :
  5. Sifat pembakarannya.
  6. Bau asap yang ditimbulkan.
  7. Bentuk dan warna abu / sisa pembakaran.

UJI MIKROSKOPIK
  • Penampang membujur
  1. Persiapanserat
  2. Sebelum diletakkan di atas kaca objek, serat dibersihkan terlebih dahulu dan dipisahkan satu dengan yang lainnya.
  3. Letakkan serat sejajar di atas kaca objek, pisahkan serat dengan satu dari yang lainnya dengan jarum supaya tidak menumpuk (agar pengamatan serat bias dilakukan secara utuh pada sehelai serat).
  4. Tutup kaca objek yang telah terisi serat dengan kaca penutup.
  5. Letakkan kaca objek pada meja mikroskop dan amati bentuk dari serat.
  6. Gambar bentuk serat sesuai dengan hasil pengamatan dan untuk gambar serat yang lebih jelas, ganti ukuran lensa objek / lensa okuler.

  • Penampang melintang
  1. Jarum mesin jahit yang panjang berisi benang nylon halus, ditusuk melalui tengah – tengah gabus.
  2. Jarum dimasukkan lagi pada lubang yang sama dan diberi lak lalu ditarik kembali dengan membentuk lengkungan benang pada gabus.
  3. Sekelompok serat yang telah disejajarkan dan diberi lak diletakkan dalam lengkungan benang dan dengan hati – hati ditarik masuk kedalam gabus dengan cara menarik ujung-ujung benang. Jumlah serat yang ditarik harus cukup tertekan sehingga serat akan terpegang oleh gabus denganbaik, tanpa perubahan bentuk serat.
  4. Permukaan gabus yang mempunyai ujung serat yang menonjol dipotong rata dengan pisau silet tajam.
  5. Setelah laknya kering, gabus diiris tipis menggunakan pisau silet tajam.
  6. Irisan gabus yang mengandung potongan serat ditempelkan pada tengah – tengah kaca object dan ditutup dengan kaca penutup dengan diberi setetes air / gliserin.

UJI KELARUTAN
  1. Siapkan peralatan yang akan digunakan dalam pengujian (tabung reaksi dan pengaduk), cuci bersih agar sisa – sisa xat kimia tidak mengaggu pengujian.
  2. Pilih dan tentukan dengan tepat larutan yang akan digunakan dalam uji kelaruutan, kemudian ambil lartan uji sesuai dengan kebutuhan (sampai dapat merendam semua bahan tektsil yang di uji).
  3. Masukkan bahan tekstil (benang/serat/kain) ke dalam tabung reaksi dan lakukan pengadukan.
  4. Selama uji pelarutan, amati dan catat perubahan yang terjadi pada serat dan larutan uji (apakah larut, larut sebagian atau sama sekali tidak larut).
  5. Catat hasilnya dan berapa waktu yang digunakan oleh pelarut untuk dapat melarutkan serat.


5. KESIMPULAN

  1. Dari hasil uji pembakaran, serat yang diuji termasuk golongan serat selulosa dan sintetik.
  2. Bentuk penampang membujur pada serat yang menyusun benang adalah silinder lurus.
  3. Bentuk penampang melintang pada serat yang menyusun benang adalah  seperti biji kacang terdapat lumen ditengahnya dan lingkaran tidak beraturan.
  4. Jenis pelarut yang dapat melarutkan benang luci adalah NaOH (40%) mendidih LS dan H2SO4 (75%) L.
  5. Jenis pelarut yang dapat melarutkan benang pakan adalah H2SO4 (75%) LS dan NaOH (40%) mendidih L.
  6. Serat yang menyusun benang adalah serat kapas dan poliester.


6. DAFTAR PUSTAKA

  1. Rosyida, Ainur. 2013. Buku Pedoman Praktek Serat – Serat Tekstil. Akademi Teknologi Warga : Surakarta.
  2. American Cotton Hand book Vol. 1. Halaman 60.

0 komentar:

Posting Komentar

 

YG - CHARMERS Template by Ipietoon Cute Blog Design